Quantcast
Channel: Situs Resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan - PMK Lainnya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2110

Kemeko PMK Gelar Seminar Kesehatan dan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

$
0
0

Jakarta (20/10) – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kemenko PMK, Sigit Priyohutomo, secara resmi membuka Seminar serta  Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara yang diselenggarakn oleh Dharma Wanitia, Kemenko PMK. Acara dilaksanakan di Aula Gedung Heritage, Kemenko PMK, Jum’at Pagi (20/10).

Dalam sambutannya, Sigit mengatakan bahwa penyelenggaraan kegiatan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara pada bulan Oktober 2017 merupakan arahan langsung dari Ibu Negara Hj. Iriana Joko Widodo. “Bulan Oktober akan diperingati sebagai bulan deteksi dini untuk mewujudkan wanita Indonesia bebas kanker melalui tes IVA dan SADANIS,” jelas Sigit.

Menurut Sigit, kegiatan deteksi dini dilaksanaka serentak diseluruh Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bersama Dharma Wanita di seluruh daerah di Indonesia. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan deteksi dini kanker serviks dan payudara. 

Sebelumnya, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Kemenko PMK, Dina Agus Sartono, mengatakan bahwa kegiatan deteksi dini atau kegiatan IVA test dilaksanakan diseluruh K/L, bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) sebagai satu sumbangan berharga guna mewujudkan wanita Indonesia terbebas dari kanker. 

Menurut Dina, seiring makin meningkatnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di  Indonesia khususnya akibat kanker, kegiatan promosi, pencegahan, dan deteksi dini perlu terus menerus ditingkatkan. 

“Data menyebutkan bahwa di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks. Di Indonesia terdapat lebih dari 15.000 kasus kanker serviks baru dan kurang lebih 8.000 kematian  per tahun. Padahal menurut para ahli,kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua jenis kanker,”terang Dina.

Dina juga menjelaskan bahwa kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra kanker, yaitu dengan cara mencegah dengan imunisasi kanker serviks maupun dengan pemeriksaan skrining. “dan hari ini kita akan melaksanakan pemeriksaan  serviks dengan cara  IVA Test (Inpeksi Visual dengan Asam Asetat) dan Sadanis,” ungkapnya.

Dina juga melaporkan bahwa kegiatan IVA Test dan Sadanis di Kemenko PMK akan diikuti sebanyak 120 orang pegawai Kemenko PMK dengan melibatkan sebanyak 15 tenaga medis dari Dins Kesehatan Propinsi DKI Jakarta.

Semetara itu, dr. Tofan Widya Utama, SpOg, (K) dari RSUP Cipto Mangunkusumo,Jakarta saat menjadi narasumber utama seminar menjelaskan bahwa kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.

Pada tahap awal, lanjutnya, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks, rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.

DeteksiDini

Menurut dr. Tofan, Selama bertahun-tahun, sel-sel pada permukaan leher rahim mengalami banyak perubahan. Sel-sel ini bisa perlahan-lahan berubah menjadi kanker, tapi sebenarnya perubahan sel di leher rahim bisa dideteksi sejak dini. Pengobatan ketika sel-sel masih dalam tahap pra-kanker bisa dilakukan agar risiko terkena kanker serviks bisa berkurang.

“Screening untuk kanker serviks juga dikenal dengan sebutan pap smear atau tes smear. Pap smear berguna untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Saat melakukan pap smear, sampel sel diambil dari leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop,terangnya.

Screening serviks, menurut dr. Tofan bukanlah tes untuk mendiagnosis kanker serviks. Tes ini berguna untuk memeriksa kesehatan sel-sel di leher rahim dan mendeteksi jika ada sel yang abnormal. Dengan deteksi dan pengangkatan sel-sel abnormal, kanker serviks dapat dicegah secara maksimal. Pada kebanyakan wanita, tes akan menunjukkan hasil yang normal. Tapi sekitar 5 persen tes menunjukkan adanya perubahan abnormal pada sel leher rahim.

Perubahan ini kebanyakan tidak berujung kepada kanker, dan sel-sel abnormal masih mungkin bisa kembali normal dengan sendirinya. Tapi, pada beberapa kasus tertentu, sel-sel yang bersifat abnormal perlu diangkat karena berpotensi berubah menjadi kanker.

Hasil tes smear yang abnormal tidak berarti seseorang menderita kanker serviks. Kebanyakan hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang bisa ditangani dengan mudah. Disarankan pada wanita yang telah aktif secara seksual dan berusia 25-49 tahun diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap lima tahun sekali. Hubungi dokter untuk mencari tahu lebih banyak tentang pemeriksaan ini.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2110