Jakarta (05/03) --- Asisten Deputi (Asdep) Urusan Pembinaan Umat Beragama, Pendidikan Agama, dan Keagamaan, Kemenko PMK, Sahlan Masduki, memimpin rapat koordinasi (Rakor) kesiapan Ujian Nasional (UN) di lingkungan Kementerian Agama yang bertempat di ruang rapat Lt.2,Kemenko PMK, Jakarta. Rakor ini bertujuan untuk mendapatkan informasi data terkait kesiapan sumber daya di Madrasah/Pontren dan regulasi penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) serta permasalahan-permasalahannya serta menguatkan Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian (KSP) pada Kebijakan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Dalam pembukannya, Sahlan mengatakan bahwa ujian nasional itu merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang merupakan tanggung jawab bersama agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Saat ini terdapat dua metode ujian nasional yang dapat dilakukan yakni ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan ujian nasional berbasis kertas-pensil (UNKP).
Syarat utama dalam penetapan sistem UNBK adalah sekolah/madrasah telah terakreditasi, tersedia sejumlah komputer dan server sesuai kebutuhan, dan memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Panitia UN Tingkat pusat. Sedangkan sayarat utama UNKP apabila tidak dapat melaksanakan UNBK, setelah diverifikasi oleh dinas pendidikan provinsi atau dinas pendidikan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan dan setelah berkoordinasi dengan Panitia Tingkat Pusat.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, mengatakan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pesantren secara terstruktur dan berjenjang pada jalur pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan PDF yakni mata pelajaran pendidikan umum dan mata pelajaran pendidikan keagamaan islam. Hingga saat ini jumlah santri Peserta Imtihan Wathani tahun 2018 berjumlah 836 santri yang terdiri dari 431 santri putra dan 405 santri putri.
Perwakilan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah menjelaskan saat ini persiapan UNBK dari segi sarana prasarananya diperlukan bantuan server dan komputer dikarenakan jumlahnya terbatas, serta persiapan genset ketika listrik padang dan koorrdinasi dengan Telkom untuk jaringan internet agar tidak terganggu jalannya UNBK.
“Secara umum kesiapan ujian nasional 2018 dapat dikatakan siap namun perlu ditingkatkan lagi dan diperlukan pemantauan serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait karena waktu ujian nasional yang semakin dekat sehingga kesiapanpun perlu semakin dimatangkan sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk melaksanakan ujian nasional secara maksimal” tutup Sahlan. Hadir dalam rakor ini Perwakilan Direktorat Pendidikan Kristen Kemenag, Direktorat Pendidikan Katolik Kemenag dan beberapa perwakilan Kemenko PMK.
Categories: